Jumat, 08 Maret 2013

PULUHAN PEJUANG CHECHNYA IKUT BERPERANG DI SURIAH

DAMASKUS, - Dengan banyaknya umat Islam yang menjadi korban, Muslim dari Chechnya dan Kaukasus Utara tergerak hatinya untuk berangkat ke Suriah dan bergabung dengan para pejuang Suriah di sana melawan pasukan   Presiden Suriah Bashar Al-Assad. 

"Ini adalah pertama kalinya sejumlah massa Chechen telah mengambil bagian dalam aksi militer di luar negeri," kata analis berbasis di Paris, Mairbek Vatchagayev kepada Reuters Kamis, 6 Maret sebagaimana dilansir onislam.net.

Estimasi menunjukkan bahwa puluhan Muslim dari Chechnya dan Kaukasus Utara ikut berjuang melawan pasukan rezim Assad di Suriah.

"Jihad membutuhkan berbagai macam hal," kata Omar al-Chechen kepada Brigade Migran dimana dia aktif dalam sebuah video.

"Pertama perlu uang. Banyak tergantung pada uang hari ini untuk jihad," kata al-Chechen, nama aliasnya dalam pertempuran, demikian pidatonya dalam bahasa Rusia dan yang diterjemahkan oleh pejuang sesama ke dalam bahasa Arab.

"(Kami) telah kehilangan banyak kesempatan, tapi hari ini benar-benar ada kesempatan untuk mendirikan (negara Islam) di bumi."

Salah satu sumber oposisi Suriah mengatakan bahwa mujahidin dari Chechnya atau Kaukasus Utara adalah kekuatan terbesar kedua pejuang asing setelah mujahidin dari Libya yang bergabung dengan pejuang Suriah setelah menggulingkan dan membunuh Muammar Gaddafi. Sebuah sumber pejuang Suriah mengatakan 17 pejuang dari Kaukasus Utara gugur dalam pertempuran di luar kota Aleppo bulan lalu. 

Para pengamat mengatakan banyak pejuang dari Kaukasus Utara adalah mahasiswa yang telah belajar di sekolah-sekolah agama di luar Rusia. Namun, mereka telah memiliki keterampilan dan pengalaman karena partisipasi mereka dalam perang melawan pasukan Rusia di Chechnya pada 1994-1996 dan 1999-2000.

"Mereka sangat penting, di beberapa daerah mereka memimpin pertempuran dan beberapa dari mereka adalah pemimpin Brigade," ujar sumber pejuang Suriah yang selalu bersama dengan pejuang dari Chechnya. 

"Mereka adalah pejuang yang berpengalaman dan juga mereka berjuang didasarkan pada keyakinan ideologis, sehingga mereka tidak ingin imbalan apa pun."

Lebih dari 70.000 orang telah tewas dalam dua tahun perang pasukan keamanan Assad dan pasukan pejuang pembebasan Suriah. Pertempuran itu telah memaksa lebih dari satu juta warga Suriah meninggalkan rumah mereka ke negara-negara tetangga di samping perpindahan dari dua juta orang lain di dalam negeri.

Kekhawatiran Barat

Kehadiran pejuang asing di Suriah telah mengangkat alarm di sejumlah negara-negara Barat. Menteri Luar Negeri Inggris William Den Haag telah memperingatkan bahwa kehadiran para pejuang asing di Suriah menimbulkan ancaman terhadap kepentingan Barat.

"Suriah saat ini telah menjadi tujuan utama bagi pelaku jihad di mana saja di dunia," katanya. 

"Kita tidak bisa membiarkan Suriah menjadi tempat lain untuk berkembang biak bagi para teroris yang menimbulkan ancaman bagi keamanan nasional kita."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar